Sunday, December 25, 2011

TERNYATA VIDEO TRAGEDI MESUJI ADALAH REKAYASA


Fakta baru terungkap, salah satu adegan sadis pemenggalan kepala warga yang ditampilkan dalam video "Pembantaian Mesuji" ternyata juga diambil dari konflik di Thailand selatan. Hal itu dilansir kantor berita CBSNews yang ditulis 16 Desember 2011.

Di dalam berita yang menganalisis isi video pembantaian Mesuji yang tersebar luas di dunia maya ini terungkap bahwa salah satu adegan video ini diambil di Thailand selatan. Para pelaku pembantaian yang terlihat memakai celana loreng, bersenjata laras api, dan mengenakan penutup muka ini ternyata adalah para anggota separatis Pattani yang terkenal terlibat konflik SARA di negeri itu.

Dalam adegan video yang digabungkan pula dengan pembunuhan sadis di Sodong, Ogan Komering Ilir, ini, CBS meyakini bahwa itu terjadi di Thailand berdasarkan bahasa dan dialek yang digunakan, yaitu Melayu Pattani.

Dalam video itu, para pelaku sengaja menunjukkan aksi membunuh sambil meneriakkan "Islamiyah Fathoni Darussalam", lalu muncul kata-kata "Merdeka".

=============
Sumber: Kompas.com
hmmm... bila benar ini adalah rekayasa.. hanya satu kalimat .. SUNGGUH TERLALU... (Satria bergitar mode ON)

Pesawat Tanpa Sayap yang Mampu Terbang Secepat Jet!

Firma asal Austria, Austrian Innovative Aeronautical Technology atau IAT21 menunjukkan pesawat inovasi terbaru buatannya dalam ajang Paris Air Show.Pesawat yang dinamai D-Dalus itu menarik karena didesain tak memiliki sayap dan rotor, tetapi diklaim mampu terbang secepat jet dan tak banyak menimbulkan suara bising.


Mesin D-Dalus menggunakan 4 turbin yang berputar berlawanan untuk propulsi, masing-masing mencapai 2.200 rpm. Tiap turbin memiliki sudut serangan yang berbeda yang menurut desainernya memungkinkan pendorong utama ditembakkan ke berbagai arah. Ini memungkinkan pesawat diluncurkan secara vertikal, melayang, serta berotasi ke segala arah, bahkan ke atas.

Dalam laman situsnya, IAT21 mengungkapkan bahwa pesawat ini memiliki beberapa teknologi baru yang telah dipatenkan. Beberapa di antaranya adalah bola bebas gesekan pada G force dan sistem yang menjaga propulsi sehingga berada pada kondisi equilibrium sehingga memungkinkan untuk memulihkan stabilitas secara cepat saat terbang.

Sejauh ini, D-Dalus masih berupa prototipe. Prototipe yang dikembangkan selama 3 tahun itu memiliki turbin sepanjang 1,5 meter dan bisa mengangkut muatan seberat 70 kilogram. D-Dalus telah menjalani tes awal dengan menggunakan mesin 120 bhp KTM dan uji terbang, tetapi hanya di laboratorium dekat Salzburg.

D-Dalus sebenarnya didesain untuk mendukung aktivitas pencarian dan penyelamatan, pemantauan bencana, dan pengintaian. Meski demikian, ada kemungkinkan untuk mengembangkannya menjadi pesawat pengangkut penumpang.

Saat ini, IAT21 tengah bekerja sama dengan Cranfiled University, Inggris, untuk mengembangkan pesawat dengan motor lebih kuat, lambung lebih besar, sistem kontrol yang lebih baik, serta mengupayakan sertifikat terbang.


ada 2 planet baru ditemukan oleh NASA

WASHINGTON — Misi Kepler dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA) memastikan telah menemukan dua planet seukuran Bumi yang mengorbiti sebuah bintang seperti Matahari dalam sistem tata surya kita, demikian NASA seperti dikutip Reuters, Kamis (22/12)
NASA menyebut penemuan ini adalah tonggak bersejarah dalam misi pencarian planet-planet serupa Bumi.

Kedua planet yang dinamai Kepler-20e dan Kepler-20f ini adalah planet-planet terkecil di luar sistem tata surya yang dikonfirmasi mengelilingi sebuah bintang seperti Matahari, demikian NASA.
Kedua planet baru ini terlalu dekat ke bintang mereka untuk bisa disebut berada di zona layak ditempati kehidupan (habitable zone) di mana ada air likuid pada permukaan planet.
"Penemuan ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa planet-planet seukuran Bumi ada di sekitar bintang-bintang lain (di luar Matahari) dan bahwa kita mampu mendeteksinya," kata Francois Fressin dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts.
Kedua planet baru ini diyakini sebagai planet berbatu. Kepler-20e agak lebih kecil dibandingkan Venus, dengan radius 0,87 kali dari jari-jari Bumi.

Kepler-20f sedikit lebih besar dibandingkan Bumi dengan jari-jari 1,03 kali jari-jari Bumi. Kedua planet ini berada di sistem beranggotakan lima planet yang dinamai dengan Kepler-20, sedangkan jaraknya adalah 1.000 tahun cahaya dalam konstelasi Lyra.Kepler-20e mengorbiti bintangnya setiap 6,1 hari, sementara Kepler-20f mengorbit setiap 19,6 hari.Kepler-20f, yang bersuhu 800 derajat Fahrenheit, mirip dengan rata-rata hari planet Merkurius.
Suhu di permukaan Kepler-20e yang mencapai lebih dari 1.400 derajat Fahrenheit, bisa melelehkan kaca.
Teleskop ruang angkasa Kepler mendeteksi planet-planet dan calon planet dengan mengukur kekuatan cahaya lebih dari 150.000 bintang ketika planet-planet melintas di depan bintang-bintangnya. (*)

sumber : yahoo.com

Isu Kiamat Tahun 2012 yang Meresahkan

Di internet saat ini tengah dibanjiri tulisan yang membahas prediksi suku Maya yang pernah hidup di selatan Meksiko atau Guatemala tentang kiamat yang bakal terjadi pada 21 Desember 2012.
Pada manuskrip peninggalan suku yang dikenal menguasai ilmu falak dan sistem penanggalan ini, disebutkan pada tanggal di atas akan muncul gelombang galaksi yang besar sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini.
Di luar ramalan suku Maya yang belum diketahui dasar perhitungannya, menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.
Dijelaskan, Sri Kaloka, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.

Gangguan cuaca Matahari ini dapat memengaruhi kondisi muatan antariksa hingga memengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia. "Karena gangguan magnet Bumi, pengguna alat pacu jantung dapat mengalami gangguan yang berarti," ujar Sri.

Langkah antisipatif
Dari Matahari, miliaran partikel elektron sampai ke lapisan ionosfer Bumi dalam waktu empat hari, jelas Jiyo Harjosuwito, Kepala Kelompok Peneliti Ionosfer dan Propagasi Gelombang Radio. Dampak dari serbuan partikel elektron itu di kutub magnet Bumi berlangsung selama beberapa hari. Selama waktu itu dapat dilakukan langkah antisipatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, lanjut Bambang, Lapan tengah membangun pusat sistem pemantau cuaca antariksa terpadu di Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan Bandung. Obyek yang dipantau antara lain lapisan ionosfer dan geomagnetik, serta gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.
Langkah antisipatif yang telah dilakukan Lapan adalah menghubungi pihak-pihak yang mungkin akan terkena dampak dari munculnya badai antariksa, yaitu Dephankam, TNI, Dephub, PLN, dan Depkominfo, serta pemerintah daerah. Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan sejak lama, kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal radio.

Bambang mengimbau PLN agar melakukan langkah antisipatif dengan melakukan pemadaman sistem kelistrikan agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk. Untuk itu, sosialisasi harus dilakukan pada masyarakat bila langkah itu akan diambil.

Selain itu, penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan satelit GPS sebagai sistem navigasi hendaknya menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi, dalam memandu tinggal landas atau pendaratan pesawat terbang.
Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa, jelas peneliti dari PPSA Lapan, Effendi, dapat mengubah kecepatan gelombang radio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delai propagasi pada sinyal GPS.

Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tak berfungsi lagi.
Saat ini Lapan telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi untuk menghadapi gangguan tersebut untuk komunikasi radio HF. "Saat ini tengah dipersiapkan pemodelan yang sama untuk bidang navigasi," tutur Bambang.

Sex Does a Body Good

If ever there was good medical news, it's this: Sex is good for your health. Honestly.

Enjoy Sex, Live Longer
Research has linked regular, pleasurable sex to multiple health benefits, including:
  • Pain relief. Women report in numerous studies that sexual activity helps with relief of chronic pain, such as back pain and headaches, and that they have a higher threshold of pain when they engage in sex regularly. One reason is the increase of the feel-good endorphin hormones, the body's natural painkiller, brought on by sexual arousal and orgasm.

  • Fighting flu and colds. Sex also increases your levels of immunoglobulin A (lgA), the cell protein that fights viral infections and helps you ward off colds and flu. A study of Pennsylvania college students showed that those who engaged in sexual activity once or twice a week had 30 percent higher levels of lgA than students who were abstinent.
Thinkstock
Sex Does a Body Good
  • Cutting down on cancer. Different studies show a strong correlation between men who ejaculate frequently (solo or with a partner) and a reduced risk for prostate cancer and heart disease, and an increased life span. Men who had 21 or more ejaculations per month from ages 40-49 and up had a lower risk of prostate cancer than those men who reported just 4-7 ejaculations per month.

  • Looking younger. A 10-year study of more than 3,500 people examining factors associated with youthfulness found that the participants who had the most sexual activity were generally thought to be about 10 years younger than their actual age.

Try This

Get sweaty. Studies show that working out with a partner makes you stick to an exercise program longer. How about working out with your significant other? Try scheduling a regular run, tennis game, swim or some other physical activity with your partner. You'll both feel more energized, connected and confident.

See Yourself as Sexy
It's tough, though, to feel like having frequent sex if you are not comfortable with your body. A negative body image is the number one sexual issue for women, according to a recent survey in Health Magazine. Patti Britton, PhD, a clinical sexologist and author of "The Art of Sex Coaching," says that for women, this negative self-image is most often related to weight gain, constant exposure to unrealistic media images of women and aging. While less common in men, she notes, they are also affected by body-image issues — especially related to whether there's hair or not.


To combat this negative self-image, you (or the one you love) can take two approaches. (Happily, they work together.) First, make peace with your body — imperfections and all. To "reprogram" a woman's inner dialogue, for instance, Dr. Britton helps women catch themselves when they say self-deprecating messages. "It's about demystifying the idealized imagery," she says. "A lot of this idealized imagery comes from looking at Hollywood images."


Second: Exercise regularly.


Exercise, Sex and Self-Esteem
"Exercise can help people feel better about their bodies," Dr. Herbenick says, "which can make them feel more open to sex and more interested in it." Let's face it, when you exercise regularly, you improve your overall health, which makes you feel more energetic (and feel more like making whoopee). Not only that, exercise boosts self-esteem, as does sex. Do both regularly, and you're going to feel better about yourself — and probably take better care of yourself overall.

In fact, studies show that people with active sex lives tend to exercise more frequently and have better dietary habits than those who are less sexually active. Whether a healthy lifestyle is caused by or is the result of a healthy sex life has not been determined. But one thing is clear: They are connected. If you don't have either, start working on improving one and the other is likely to follow.
Source : http://www.youbeauty.com/relationships/sex-benefits

Shortcuts To A Stress-Less Life

Let's face it. Meditation, despite its many benefits, isn't for everyone. Sitting down and focusing on only your breathing can be frustrating for some and boring for others.
Which is why psychotherapist and grief counselor Ashley Davis Bush decided to create a list of "shortcuts" that can give you the same stress-relieving benefits of meditation but without the effort. These tips don't require you to take more time out of your day; instead, they're just little practices that you can incorporate into your regular activities -- like while washing your hands or drying your hair.
"The tools are quick things to do, think, say or imagine to make you feel calmer, more relaxed and less stressed," says Davis in her book "Shortcuts to Inner Peace." The book will release later this year.

Go With The Flow
Trigger: When washing your hands.

Tool: Whenever you're at a sink and touch water, let the stream of warm liquid cue you to say: "Go with the flow" or "I trust the universe" or "Everything is as it should be." This reminds you to let go and flow with the current of life.

Spread Joy Using Your Hair Dryer
Trigger: When you blow-dry your hair.

Tools: Take a moment to aim the hair dryer toward a window, out to the world and scatter some joy. Say, "I spread joy out to all beings on the planet." Think of grievances, people struggling with loss, illness, addiction, fear, anxiety, depression, people in hospitals, prisons, people getting divorced, people getting married, people having babies, people struggling with infertility, victims of natural disasters -- and let yourself experience goodwill as you blow it out to the world. Share your compassion for the entire human condition.

Experience Food
Trigger: When you are eating.

Tool: Look at your food and ask yourself, "Where did this food come from?" (Cheese from Vermont? Almonds from California? Grapes from Chile? A factory in North Dakota? A farm in Wisconsin?) Imagine the environment that created this item that you're enjoying and imagine all the parts in the journey that brought it to your table.

Douse Your Anger
Trigger: When your buttons get pushed and you're upset, maybe even on the verge of tears

Tool: Excuse yourself, get out of the situation, find the nearest water fountain, sink or bottle of water and splash your face with cold water. If possible, get a wet washcloth or paper towel and hold it to the back of your neck or on your face until you cool off. Imagine your emotional fire being doused.

Shake It Off
Trigger: When coming home at the end of the day (or when transitioning out of a stressful situation).

Tool: Before you walk through the door, spend a moment "shaking down" your body, as if you are shaking off water. Shake your right leg and foot, then your left leg and foot. Shake your right arm and left arm, and gently shake your head. Let your shoulders relax. Finish with a little twist of your torso to shake off any remaining energy from your day. Take a deep breath and heave a hearty sigh (a prolonged exhalation).

Travel Forward In Time
Trigger: When you're feeling overwhelmed or frightened by present circumstances.

Tool: Close your eyes, take a deep breath and ask yourself: "Will this matter in a year? In five years? In 50 years?" With each jump in time, picture yourself in the future looking back at the situation behind you.

Listen To The Night Sounds
Trigger: When you can't sleep at night.

Tool: Close your eyes and tune in to all the sounds around you. As you hear a sound, label it: barking dog, airplane overhead, dishwasher running, cough, crickets outside, honking horn and so on. Listen more deeply: Do you hear the sound of your breath? Do you hear the beat of your heart? Feel yourself relax into the experience. Count each exhalation.

How Tanning Changes the Brain

The brains of frequent tanners may be similar to those of addicts.Tony Cenicola/The New York TimesThe brains of frequent tanners may be similar to those of addicts.
People who frequently use tanning beds experience changes in brain activity during their tanning sessions that mimic the patterns of drug addiction, new research shows.
Scientists have suspected for some time that frequent exposure to ultraviolet radiation has the potential to become addictive, but the new research is the first to actually peer inside the brains of people as they lay in tanning beds.
"What this shows is that the brain is in fact responding to UV light, and it responds in areas that are associated with reward," said Dr. Bryon Adinoff, a professor of psychiatry at the University of Texas Southwestern Medical Center and an author of the study. "These are areas, particularly the striatum, that we see activated when someone is administered a drug or a high-value food like sugar."
Despite all the public warnings about skin cancer, tanning remains as popular as ever, with nearly 30 million Americans tanning indoors every year, and more than a million visiting tanning salons on an average day. Frequent users say they simply enjoy the way they look with darker skin.
But in recent years, scientists also began to wonder whether deliberately ignoring the potentially lethal side effects of regular UV exposure was a sign that the motivation for frequent tanners was more than skin-deep. Could habitual tanning be an addictive behavior?
A study in 2005 did show that a large proportion of sunbathers met the psychiatric definition of a substance abuse disorder, based on their answers to a variation of a test often used to help diagnose alcohol addiction.
But Dr. Adinoff and his colleagues decided to go a step further. They recruited a small group of people from tanning salons who said that they liked to tan at least three times a week and that maintaining a tan was important to them. The frequent tanners agreed to be injected with a radioisotope that allowed researchers to monitor how tanning affected their brain activity.
On one occasion, the study subjects experienced a normal tanning session. But on another occasion, the researchers used a special filter that blocked only the UV light, although the tanners weren't told of the change.
Brain images later showed that during regular tanning sessions, when the study subjects were exposed to UV rays, several key areas of the brain lighted up. Among those areas were the dorsal striatum, the left anterior insula and part of the orbitofrontal cortex – all areas that have been implicated in addiction. But when the UV light was filtered out, those areas of the brain showed far less activity.
The researchers also found evidence that the tanners appeared to know — on a subconscious level, at least — when they had undergone sham tanning sessions and not received their usual dose of UV rays. The tanners, questioned after each session, expressed less desire to tan after the real sessions, indicating they had gotten their fill. But on days when the tanners were unknowingly deprived of the UV rays, their desire to tan after the session remained as high as it was before the session began.
"They all liked the session where they got the real UV light," said Dr. Adinoff. "There was some way people were able to tell when they were getting the real UV light and when they were not."
Dr. Adinoff said the research suggests that some people appear addicted to tanning, a finding bolstered by the fact that many longtime tanners have a difficult time stopping or even just cutting back on tanning sessions. He said the research was inspired by a colleague, based on her experiences with dermatology patients.
"She approached me because of her concern about young adults who were coming to see her with these beautiful bronze tans," he said. "And she would cut out skin cancers, and they would immediately go back to tanning."

The Tans That Bond

Who says teenagers don't listen to their parents?
The researchers, Mary Kate Baker, a doctoral student, along with Joel James Hillhouse and Xuefeng Liu, wanted to find out two basic pieces of information. First, how old were the students when they had started indoor tanning? And second, who did they go with on their first visit to a tanning parlor?
Often, it turns out, it was their mothers.
Indoor tanning, it seems, has become in many families a mother-daughter bonding ritual, like shopping or going to the hairdresser.
Of the 227 female students surveyed, almost 40 percent had gone to tan for the first time with their mothers. Another 72 had gone with a friend, 22 with an acquaintance and 45 had gone alone. It makes sense that so many would have gone with a parent, Ms. Baker said, since the girls were teenagers and would probably have needed a ride and some money to get to a tanning salon.
What was interesting is that for the girls who were introduced to tanning by their mothers, the habit really took hold. College students whose mothers introduced them to indoor tanning were almost five times as likely as the others to be heavy tanners once they were in college. The heavy tanners used indoor tanning at least twice a month or more.
The ones who went with their mothers first also started around age 14, on average, two years earlier than the others, who started around age 16.
Skin doctors are worried about the link between indoor tanning and skin cancer. The World Health Organization has labeled indoor tanning a Class 1 carcinogen, the same class as tobacco. And some research suggests that indoor tanning may even be addictive.
Many doctors think consumers don't appreciate — or aren't aware of — the potential risks of indoor tanning. "I don't know that any mother would intentionally lead her daughter into a harmful situation," Ms. Baker said. "Most definitely, we need better education for mothers on the dangers of indoor tanning."
In addition, some women may dismiss the risk because they value having a tan so much they think it's worth it.
There's a lot of contradictory information in the medical literature about whether children model their parents' healthy behaviors. A recent review of studies on diet suggested it doesn't really matter what parents do in their own homes because their children are exposed to so many other dietary influences outside the home.
In the case of tanning, Ms. Baker added, warning people about the risk of cancer may not be effective. Mothers are also transmitting messages about the "perfect look," which in American society often involves a tan, she said. "We need to also try to help people understand that pale can be beautiful as well."

What Cellphone Calls Say About Parent-Teenager Relations

Cellphones don't make teens feel closer to their parents.Brendan Smialowski for The New York Times Do cellphones help teenagers feel more independent, or are they an electronic leash?
Poor communication is a common complaint when it comes to parents and teenagers. What happens when you throw a cellphone into the mix?
At least 75 percent of American teenagers today have a cellphone, often purchased by their parents so they can stay in closer touch. And parents are more likely than other adults to have a cellphone, for the same reason.
"The phone is now a huge part of parenting. It's how you reach your kids," said Amanda Lenhart, a senior research specialist with the Pew Research Center Internet and American Life project. In a survey conducted in the summer of 2009, nearly 70 percent of teenagers said they talked on the phone with their parents at least once a day.
Now researchers are starting to zero in on how cellphone use affects the dynamic of the parent-child relationship. A paper published online on Monday in the journal Cyberpsychology, Behavior and Social Networkingsuggests that both the nature of the calls and who initiates the calls may affect relations.
Robert S. Weisskirch, a professor of human development at California State University in Monterey Bay, asked 196 parent-teenager pairs to tell him how frequently they made different types of calls. The teenagers were asked about 18 different types of situations or circumstances in which they might call parents and to rank them from "never" to "often."
The calls fell into two basic categories: "ask and confer" calls, in which teenagers checked in with their parents to ask permission or tell a parent they would be late; and "social support" calls, made when they were upset, wanted advice or wanted to tell a parent they were happy and share some good news.
Parents were asked how often they called their children to monitor their whereabouts, track their schoolwork, check in with them and get an update — or express anger or dissatisfaction with something the teenager did.
Parents and teenagers also filled out questionnaires about their relationship, how close they were, how much conflict there was and how well they communicated.
What Dr. Weisskirch found wasn't altogether surprising. When teenagers called parents frequently to "ask and confer," it was better for their relationship, and they were more likely to characterize their parents as supportive and say they were close and communicated well. Parents were gratified by the calls, too; such calls seemed to boost their self-esteem.
"What I found generally was that when adolescents are initiating the communication and are seeking out social support and guidance from their parents, then almost across the board they tend to have better reports of getting along with their parents," Dr. Weisskirch said.
On the other hand, when parents were initiating calls frequently to monitor their children's whereabouts, track their homework or tell them they were upset, there was more conflict in the relationship, and the teenagers tended to have lower self-esteem. "When the parents call and have a lot of communication around 'what are you doing?' or 'who are you with?' or when they're angry at the child and upset or scared, the kids report more conflict in the family," he said.
Ultimately, the phone is just a tool that may augment the relationship but doesn't substitute for it, he said. Still, he said, the phone may help during the transitional time of adolescence, when children are flexing their independence but tend to need guidance making decisions. "The phone has the potential to enhance parenting by giving parents an opportunity to provide guidance, even though they're not face to face, and help their kids learn how to make good decisions," he said.
But the phone can also increase tension, Ms. Lenhart said. "What this is making clear is that frequent calls from parents can be negative, that parents who are anxious and worried and constantly calling their child to monitor and ask about schoolwork or argue and try to discipline them — when you try to do the negative parts of parenting over the phone, it doesn't work particularly well."
Setting clear parameters for phone use from the outset may prevent conflict and mitigate misunderstandings, Dr. Weisskirch said. It is probably a good idea, for example, for parents to be very clear about what their expectations are about how often the teenager must make contact, he said, and to establish that not answering a parent's call is not an option.
"The adolescent needs to know what's expected of them, and how they're supposed to use this technology that has crept into our lives," he said.

Prescribing Exercise to Treat Depression

Peter Rutherhagen/Getty Images
Can a stroll help ease depression? That questionpreoccupied Dr. Madhukar H. Trivedi, a professor of psychiatry at theUniversity of Texas Southwestern Medical Center in Dallas, after several of hispatients, all suffering from serious depression, mentioned that they felthappier if they went for a walk. The patients in question were taking thewidely prescribed antidepressants known as S.S.R.I.'s, for selective serotoninreuptake inhibitors, but not responding fully. They remained, by clinicalstandards, depressed. Dr. Trivedi and his colleagues began to wonder if addinga formal "dose" of exercise would increase their chances of getting better.
Certainly the possibility was worth investigating.Clinical depression, as anyone who has experienced or watched a loved onestruggle with the condition knows, can be stubbornly intractable. Even ifpatients have been taking an antidepressant for months, recovery rates tend tohover below 50 percent.
In order to increase the odds of improvement, doctorsfrequently add a second treatment — often another drug, like lithium or anantipsychotic — to the S.S.R.I. regimen at some point, Dr. Trivedi said. Mostpatients ultimately require at least two concurrent treatments to achieve remissionof their depression, he said. Studies have shown that these secondary drugtreatments help an additional 20 to 30 percent of depressed patients toimprove, but the medications can be expensive and have unpleasant side effects.
Which prompted Dr. Trivedi to look to exercise. Hisinvestigation joins a growing movement among some physiologists and doctors toconsider and study exercise as a formal medicine, with patients given aprescription and their progress monitored, as it would be if they were prescribeda pill.
In this case, Dr. Trivedi and his collaborators, whoincluded researchers at the Cooper Institute in Dallas, the PenningtonBiomedical Research Center in Louisiana and other institutions, recruited 126people with depression who had been using S.S.R.I.'s for a minimum of twomonths, without achieving remission. None of the patients exercised.
Dr. Trivedi and his colleagues divided thesevolunteers into two groups. One began a gentle aerobic exercise routine, underthe tutelage of Cooper Institute researchers, which required them to burn acertain amount of calories per session, depending on their weight. How thesubjects expended the energy was up to them. Some walked for about 10 minutes aday, on a treadmill or by strolling around the block, at a pace of three milesan hour. Others chose an equivalent easy cycling workout.
The second group was more energetic, walking brisklyfor about 30 minutes a day at a pace of four miles an hour, or the cyclingequivalent, a regimen that meets the current exercise recommendations from theAmerican College of Sports Medicine.
Each volunteer exercised for four months, whilecontinuing to take an antidepressant. At the end of that time, according to thestudy published recently in The Journal of Clinical Psychiatry, 29.5percent had achieved remission, "which is a very robust result," Dr. Trivedisaid, equal to or better than the remission rates achieved using drugs as aback-up treatment. "I think that our results indicate that exercise is a veryvalid treatment option" for people whose depression hasn't yielded toS.S.R.I.'s, he said.
As with most scientific findings, though, there arecaveats.
One is practical. More patients improved in the groupthat completed the longer, brisker workouts than in the group assigned theeasier exercise, but more of them also dropped out of the study. "We need tofind ways to support people's efforts to exercise," Dr. Trivedi said. "It's notgoing to be enough to casually say, 'Go for a walk.'" Exercise, if it's to bemedicinal in depression treatments, will have to be monitored, he said, so itcan't be shrugged off.
Even then, many people will not respond. Almost 70percent of the volunteers in this study did not achieve full remission. Failurerates were particularly high for women with a family history of depression,perhaps as a result of some as yet unknown genetic quirk. And women in thatgroup who did recover were more likely to succeed using the lighter exerciseprogram than the more strenuous routine.
Then there is the issue of a control group, whosemembers would have continued with their S.S.R.I.'s but not exercised. Thisstudy did not have one, making interpreting the results tricky, said James A.Blumenthal, a professor of psychology and neuroscience at Duke University who wasnot involved with this study but who has written extensively about exercise and depression.Perhaps four additional months of S.S.R.I. treatment raised people's moods, andthe exercise was incidental. "Evidence is accumulating that exercise may be aneffective treatment for depressed patients who are receptive to exercise as apossible treatment and who are able to safely engage in exercise," he said. Butthe evidence is by no means definitive.
Still, Dr. Trivedi said, althoughadditional studies certainly are needed, there's no reason for people withunyielding depression not to talk now with their doctors about exercise as atreatment option. "Side effects are almost nonexistent," he said, "while youget additional benefits, in terms of improvements in cardiovascular health andreductions in other disease risks," things antidepressant drugs do not provide."Plus," he pointed out, "the cost profile is very favorable." Exercise, as medicinesgo, is cheap.

Source : http://well.blogs.nytimes.com/2011/08/31/prescribing-exercise-to-treat-depression/

OLGA SYAHPUTRA RESMI MOHON MAAF

Olga Syahputra

Presenter Olga Syahputra akhirnya secara terbuka menyampaikan permintaan maafnya kepada para korban pemerkosaan terkait lawakan yang sempat dilontarkannya sehingga menimbulkan reaksi.

Permohonan maaf disampaikan secara resmi melalui Lembaga Swadaya Masyarakat Lentera Indonesia (LSM Lentera Indonesia) dengan disaksikan pengurus Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di gedung KPI, Jakarta, Jumat (23/12/2011).

Olga akhirnya menyadari bahwa lawakannya telah melukai perasaan mereka yang telah menjadi korban pemerkosaan. Oleh karenanya, pelantun "Hancur Hatiku" ini menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para survivor. Hal itu dijelaskan oleh staf humas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Ezki Suyanto. Ezki menjelaskan, permintaan Olga disaksikan oleh Lentera, yang melaporkan dirinya ke KPI.

"Pihak Olga sudah meminta maaf kepada publik yang merasa disakiti, yang diutarakan di depan Lentera," ujar Ezki.

Pihak Lentera pada awalnya mengatakan, candaan Olga Syahputra tak hanya bisa diselesaikan dengan cara minta maaf. Lentera berharap akan ada pergerakan untuk mengampanyekan hal tersebut.

"Ini bukan persoalan maaf, kalau bisa sih kampanye bersama. Ini karena lawakan itu bukan soal sepele, dan itu disetujui sama pihak Olga," papar staf humas KPI tersebut.

Olga Syahputra dilaporkan KPI terkait candaan yang ia lontarkan saat ulang tahun Trans TV beberapa waktu lalu. Saat itu Olga yang berperan sebagai Suster Ngesot mengaku meninggal karena diperkosa.

Gadis Rusia ini Berani Telanjang Demi Dapat iPad 2



Gadis-gadis cantik asal Rusia berkampanye untuk Vladimir Putin, dengan mengajak gadis-gadis lain telanjang. Yang berani, dapat iPad 2.

Gadis-gadis Rusia menyerukan kampanye agar masyarakat Rusia memilih Vladimir Putin supaya ia kembali terpilih jadi calon presiden pada pemilu Maret 2012. Cara kampanyenya dengan mengajak gadis-gadis sebayanya untuk mau tampil bugil. Yang berani akan dihadiahi iPad2.

Seperti ditulis cnet, video kampanye yang diunggah di Youtube, diambil dari sumber aslinya yaitu blog Kirill Shchitov, anggota parlemen Partai Rusia Bersatu yang dipimpin Putin.

Dalam video itu tampak gadis seksi Rusia menulis dukungan "Saya akan melepas pakaian saya untuk Putin",dengan lipstik pada kaos putih yang kemudian dikenakannya. Ia mengajak gadis-gadis Rusia lain melakukan hal sama.

Entah apa yang membuat Putin begitu dicintai gadis-gadis. Tahun lalu ia juga dihadiahi kalender berisi gambar 12 mahasiswi jurnalistik Rusia, untuk ulang tahunnya yang ke-58. Kalender itu bertuliskan "Vladimir Vladimirovich, kami mencintaimu. Selamat ulang tahun Mister Putin.

Penampakan Wajah Pria Tua di Permukaan Matahari



Pesawat ruang angkasa Solar Dynamics Observatory menemukan penampakan wajah pria tua di matahari. Wajah pria itu setidaknya muncul selama beberapa hari sebelum lenyap.

Dalam beberapa gambar dengan panjang gelombang yang berbeda, tampak pria tua itu memperlihatkan ekspresi gembira, jahat, dan marah.

Universe Today melaporkan, film yang diambil oleh NASA ini menunjukkan bahwa gambar-gambar yang diambil menggunakan panjang gelombang yang berbeda dapat mengungkapkan bentuk yang berbeda.

Panjang gelombang berbeda ditunjukkan dalam urutan dari temperatur material paling rendah hingga paling tinggi. Gambar yang diambil ini dimulai dari permukaan matahari dan perlahan bergerak ke corona bagian atas matahari.

HARI LAHIR STEVE JOBS APPLE LUNCURKAN IPAD 3

Hari lahir Steve Jobs bakal jadi tanda peluncuran iPad 3

CALIFORNIA - Hari lahir mendiang Steve Jobs yang jatuh pada tanggal 24 Februari nanti bakal diperingati oleh Apple dengan cara yang berbeda. Perusahaan itu bakal melepaskan iPad 3 ke pasaran bertepatan dengan tanggal ulang tahun salah satu pendiri Apple tersebut.

Seperti biasa, rumor ini muncul dari salah media lokal di Taiwan, yang mendapatkan sumber informasi tersebut dari perusahaan pemasok komponen iPad 3. Sumber itu mengatakan, paling lambat 24 Februari, atau bertepatan dengan hari lahir Steve Jobs, iPad 3 bakal dirilis.

Seperti dilansir melalui Apple Insider, Minggu (25/12/2011), sumber itu juga menjelaskan bahwa pabrik yang memasok komponen tablet populer itu tengah bekerja keras untuk bisa memenuhi tenggat waktu yang dibutuhkan, bahkan pabrik itu tetap bekerja saat Tahun Baru Imlek, yang dikabarkan bakal dibuat hingga 4 juta unit.

Produksi iPad yang ngebut ini semakin diperkuat dengan dugaan bahwa karywan Foxconn akan terus bekerja selama lima hari saat liburan Imlek, sementara itu Catcher Technology, yang memasok casing ke Apple, juga akan bekerja lembur selama liburan.

Dan setidaknya beberapa karyawan di Simplo Technology, yang memasok baterai, Amer International Group, yang menyediakan konektor, dan Genius Elektronik Optik, yang memproduksi lensa optik, akan diminta untuk bekerja selama liburan.

Sampai sekarang, rumor telah menunjuk ke arah sebuah peluncuran awal 2012 dari iPad berikutnya, tetapi tidak ada tanggal spesifik yang telah diberikan. Rumor lebih berfokus pada hardware, yang diharapkan munculnya Display Retina resolusi tinggi seperti yang ditemukan pada iPhone dan iPod touch.

HONDA ODYSSEY 2012 DIBANDEROL RP. 340 JUTAAN

Honda Odyssey 2012 (Autoevolution)

SYDNEY – Honda Divisi Australia telah mengumumkan harga untuk generasi terbaru dari Honda Odyssey 2012. Di negeri kanguru ini Odyssey dibanderol AUD37.100 atau setara Rp340 jutaan.

Seperti dilansir Autoevolution, Minggu (25/12/2011) harga tersebut jauh lebih murah AUD2000 atau setara Rp18 jutaan dari Odyssey generasi sebelumnya. Namun, walau demikian, mobil tersebut tetap memiliki banyak perubahan dan dilengkapi dengan fitur yang berteknologi tinggi.

Perubahan yang paling menarik yakni dari sisi interior. Didalam kabinnya terlihat jauh lebih luas dan dilengkapi oleh beberapa fitur baru, seperti sistem navigasi satelit, konektivitas USB dengan integrasi iPod, Bluetooth dan Audio Streaming. Fitur ini yang tidak ada di Odyssey generasi sebelumnya.

"Dari segi interior telah memiliki banyak perubahan. Namun, kami tetap mempertahankan ciri khas dari Honda Odyssey, yakni memprioritaskan keamanan dan kenyamanan penumpang ketika berada di dalam mobil," terang Smalley, Juru Bicara Honda Divisi Australia, dalam kuitipannya di Autoevolution.

Selain itu, mobil ini juga dilengkapi ACE (Advanced Compability Engineering) yakni rancangan struktur rangka depan yang mampu memberikan perlindungan lebih ketika terjadi tabrakan. Honda Odyssey juga disertai Front Dual I-SRS Airbag & I-SRS Side Airbags ditambahside curtain airbags disetiap sisinya.

Honda Odyssey telah menggunakan teknologi rangka G-CON (G-Force Control Technology). Fitur ini memungkinkan untuk meredam benturan keras ketika terjadi kecelakaan dan menjaga ruang kabin tetap terjaga sehingga mampu meningkatkan keselamatan penumpang.

"Mobil ini telah dirancang untuk memberikan kenyamanan serta keselamatan penumpangnya. Dari segi mesin juga telah dilengkapi teknologi i-VTEC yang dapat memberikan kenyamanan pengendara ketika mengendarai Odyssey ini dalam kecepatan tinggi dan dapat menghemat BBM," tandas Smalley.

7 KISAH CINTA YANG GAK BAKAL KAMU LUPAIN SEPANJANG HIDUPMU


Cinta? Berapa cerita cinta yang Anda punya selama ini, satu atau dua? Ah bukan jumlah yang penting, tapi kenangan dan cerita yang tersimpan di balik cinta itu. Jadi cinta yang bagaimana yang memang indah untuk dikenang?

1. Cinta Pertama
Cinta pertama adalah pengalaman yang wajib Anda miliki. Pada umumnya cinta ini juga terkadang disebut cinta monyet, karena pada usia puber, remaja selalu memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. Terbayangkan serunya ketika Anda masih malu-malu dengan pasangan Anda.

Harapan dan keinginan yang selalu muncul dan bunga-bunga yang selalu menghiasi kepala Anda. Kata orang dunia seakan milik berdua. Manis dan tak terlupakan, inilah kenangan yang akan selalu tersimpan manis di kotak hati Anda.

2. Jatuh Cinta pada si Bad Boy
Reputasinya mengencani wanita sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Jelas saja siapa yang tak kepincut tampang dan semua perkataannya yang manis. Hanya dengan sebuah lirikan mata dan senyuman saja semua wanita bertekuk lutut padanya.

Anda menilai itu adalah warning, lebih baik menjauhi tipe yang seperti ini dan mencari pria baik-baik saja. Ooo Anda melewatkan pengalaman seru! Si bad boy ini memberikan salah satu pengalaman asyik bagi Anda, menantang karena dia adalah salah satu orang yang selalu diidamkan setiap wanita, dan Anda sempat memilikinya.

Setidaknya Anda bisa merasakan dan merekam memori saat dia melancarkan jurus-jurus rayuannya. Dan ketika the right man datang, Anda merasa lebih beruntung terlepas dari kandang macan dan diselamatkan pria berkuda putih dan baik hati.

3. Jalin hubungan dengan 'Bronis'
Bronis, si berondong manis, wow tampangnya yang imut-imut dan aksinya yang selalu manja membuat gemas. Sifatnya memang terkadang kekanak-kanakan dan egonya tentu sangat besar. Tapi asyik juga jalan dengan si dia, kesannya memang selalu muda.

Yah asal jangan pilih bronis yang kelewat muda saja, supaya tidak terlalu makan hati. Nikmati saja masa-masa dengan mereka, karena banyak hal-hal menyenangkan yang akan membuat Anda merasa cinta itu indah.

4. LDR (Long Distance Relationship)
Mengapa hubungan jarak jauh adalah pengalaman cinta yang menarik dan romantis? Di satu sisi memang jarak yang memisahkan bisa menimbulkan banyak masalah dan pertengkaran. Namun lihat juga sisi manisnya, ketika sama-sama merindukan dan hanya ada beberapa waktu khusus saja untuk bertemu.

Bisa terbayangkan betapa kerinduan yang menumpuk selama berjauhan akan meledak-ledak ketika saling bertemu. Dan suasana yang terbentuk saat hanya bisa bertemu lewat telepon, SMS atau IM (instant messages). Perasaan Anda akan dibuat bermain, naik turun secara emosi.

Dan hal ini sangat menarik bagi mereka yang membutuhkan sense baru dalam berhubungan. Kelebihannya, masing-masing pasangan tetap merasa bebas dan nyaman tanpa terbebani komitmen. Dan sensasi yang ditimbulkan tentunya akan menjadi suatu tantangan menarik bagi masing-masing pasangan.

5. Dicampakkan
Putus cinta atau patah hati bisa membuat orang serasa tak ingin hidup lagi. Tapi ini adalah salah satu pengalaman menarik yang harus Anda punya.

Mungkin dunia serasa akan berakhir ketika si dia mengucapkan kata putus. Tetapi lihat sisi lainnya, Anda tak akan merasa sempurna ketika tak pernah ada rasa kecewa yang pernah Anda alami. Jadi ketika Anda mendapatkan seseorang yang memang mencintai Anda, hubungan Anda akan terasa lebih manis dan indah.

6. Jatuh Cinta pada sahabat
Sering kali Anda cenderung menolak terlibat urusan cinta dengan sahabat sendiri. Banyak alasan muncul, entah karena tak mau tak bisa berteman lagi jika putus nanti, atau tak nyaman lagi. Sebenarnya, lebih banyak keuntungan yang akan didapatkan dari hubungan seperti ini. Mengapa? karena sama-sama saling mengenal dan tak perlu lagi membatasi diri.

Pada umumnya Anda selalu menonjolkan kesan-kesan positif agar menarik perhatian seseorang. Namun, berbeda dengan sahabat Anda karena mereka tahu betul sifat Anda, tanpa bicara mereka sudah memahami semuanya. Misalnya Anda memiliki suatu kebiasaan buruk, dengan orang asing Anda akan malu menunjukkannya, namun dengan sahabat mereka tentunya akan lebih mudah memahami dan menerima Anda. Hubungan akan lebih menyenangkan bukan?

7. Liburan romantis berdua
Pekerjaan seringkali membuat masing-masing pasangan sibuk, sehingga tak ada banyak waktu untuk berdua. Coba lakukan suatu hal gila, misalnya susun liburan romantis di tengah padatnya jadwal kerja. Berandai-andai layaknya pasangan yang sedang kabur.

Kemudian susun liburan romantis, entah di pantai atau pegunungan, dengan dinner romantis yang tak akan terlupakan. Anda bisa menikmati indahnya alam, dan jangan lupa matikan semua alat komunikasi sehingga Anda merasa benar-benar berdua.

20 IDE KREATIF MEMBUAT POHON NATAL YANG LUCU DAN UNIK

Setiap Tahun Orang-orang yang merayakan Natal pasti beli pohon natal yang dipenuhi dengan hiasan lampu-lampu. Mereka melakukan aktivitas yang sama setiap tahunya tanpa melalukan sesuatu yang baru. Berikut ini ada beberapa ide-ide inspiratif, kreatif dan unik untuk menghias pohon Natal Anda.

Bir kaleng pohon natal

Karton pohon natal

buku Anak-anak natal pohon

Cokelat pohon natal

Permen pohon natal

Pohon Natal yang terbuat dari botol

Epic pohon natal

Pipa kaca pohon natal

Heineken pohon natal

Perhiasan pohon natal

LED pohon natal

Lego pohon natal

Botol Minuman pohon natal

Kertas pohon natal

Pensil pohon natal

Sushi pohon natal

Boneka beruang pohon natal

Ban pohon natal

Pohon yang terbuat dari buku

Pohon yang terbuat dari boneka santa

TRADISI HIDANGAN NATAL DI BERBAGAI NEGARA


Natal yang dirayakan pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya merupakan perayaan umat nasrani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus.

Mal-mal besar "berdandan" dengan berbagai hiasan Natal yang meriah, kirim-kiriman kartu Natal, pohon Natal dipasang, tuker-tukeran kado, dan Sinterklas merupakan tradisi di hari Natal setiap tahunnya. Dan yang terpenting dalam tradisi Natal adalah saatnya untuk berkumpul bersama keluarga tercinta untuk berbagi kemeriahan dan kasih sayang. Biasanya pada malam sebelum Natal, seluruh anggota keluarga akan berkumpul dan menikmati pesta atau makan malam bersama, yang (Christmas Dinner).

Nah, bagaimanakah bentuk Christmas Dinner di berbagai negara di dunia?

Amerika Serikat
Kebanyakan tradisi Natal di negeri Paman Sam diadaptasi dari negeri Inggris, di mana makanan utamanya berupa unggas seperti kalkun atau ayam, daging sapi, ham, babi yang "dijejalkan" dengan bumbu atau pelengkap. Makanan utama ini ditemani dengan sayuran dan kentang tumbuk. Makanan penutup yang lazim ditemui pada malam Natal berupa pai labu, pudding plum (biasa disebut Christmas pudding), kue buah, kue kelapa, kue wortel, pai apel, kue gula, dan beragam variasi dessert lainnya.

Australia
Tradisi makan bersama di malam Natal di negara Australia mengambil tradisi bangsa Inggris. Namun, berhubung Natal jatuh pada musim panas di belahan bumi selatan, menu daging-dagingan seperti ayam, ham, dan kalkun disajikan dingin dengan saus cranberry, lengkap dengan salad atau sayur-sayuran panggang. Selain itu, barbekyu dengan hidangan seafood, steak, atau dada ayam juga sering dilakukan untuk mengisi malam Natal.

Belanda
Christmas dinner di Belanda sedikit berbeda dari tradisi negara-negara tetangganya. Bangsa Belanda menyebut tradisi mereka "gourmet", malam yang penuh dengan acara di mana beberapa kelompok kecil orang duduk mengelilingi satu set bahan makanan dan mereka akan memasak sendiri makanan mereka dengan menggunakan peralatan yang dibawa masing-masing dalam porsi yang kecil-kecil. Si tuan rumah telah menyiapkan sayuran yang telah dipotong rapi dan berbagai jenis daging-dagingan. Semuanya akan ditemani oleh salad, buah-buahan, dan saus. Rumornya, tradisi ini justru kemungkinan besar diambil dari Indonesia lho.

Brazil
Di Brazil, hidangan malam Natal benar-benar diadakan dalam skala besar, dalam arti makanan yang dihidangkan benar-benar jumlahnya banyak sekali! Sayuran segar, buah-buahan, dan kacang Brazil biasanya merupakan makanan wajib di malam Natal, ditemani dengan nasi yang berwarna-warni, dan piring yang berisi ham, salad segar, dan kalkun panggang. Dessert berupa lemon tart, pai kacang, dan kue cokelat juga biasa melengkapi makan malam Natal mereka.

Italia
Di negara Italia, makan bersama di tengah malam lebih diutamakan daripada pada malam sebelum Natalnya, dan biasanya perayaan makan bersama untuk hari Natal diadakan sebanyak dua kali, yaitu pada malam sebelum Natal (Christmas Eve) dan pada hari Natalnya. Biasanya makanan yang dihidangkan berupa sup yang terbuat dari pasta, seafood, pasta, sejumlah besar salad, dan Capitone (belut bakar). Ada 3 macam dessert tradisional Italia yang juga biasanya dihidangkan: panforte (roti jahe), torrone (permen nugat) and panettone (kue buah-buahan).

Jerman
Makanan utama Natal di Jerman biasanya adalah angsa atau ikan panggang, walaupun babi atau bebek juga biasanya dihidangkan. Makanan-makanan utama tersebut biasanya ditemani oleh kentang panggang dan berbagai macam kol. Di beberapa wilayah Jerman, makan malam Natal diadakan pada hari Natalnya daripada malam sebelum Natal. Biasanya makanan yang disajikan lebih sederhana, yang terdiri dari sosis atau salad makaroni.

Zimbabwe
Hidangan dalam jumlah besar disajikan sebagai hidangan Natal di negara Zimbabwe, dan biasanya dipersiapkan oleh sejumlah wanita yang tergabung dalam komunitas tertentu, atau mereka yang tergabung dalam gereja-gereja tertentu. Makanan yang disajikan biasanya berupa daging kerbau atau kambing panggang, roti dengan selai, dan bubur yang terbuat dari tepung tapioka.

Itulah sebagian tradisi makan malam Natal di beberapa negara. Bagaimana dengan di Indonesia sendiri?

Indonesia
Menurut pengamatan yukmakan, ada beberapa restoran atau hotel yang menyediakan paket makan malam Natal untuk keluarga dengan berbagai hidangan yang jenisnya benar-benar bervariasi, mulai dari Chinese food sampai western food. Bahkan sajian makan malam Natal sudah bisa dibeli di beberapa supermarket besar di kota-kota besar di Indonesia yang menyediakan hidangan Christmas dinner gaya western yang siap saji. Akan tetapi, sebagian besar rupanya memilih untuk memasak sendiri hidangan Natal mereka, baik berupa makanan favorit di keluarga masing-masing, maupun hidangan khas western dan makan malam tersebut biasanya dinikmati sebelum atau sesudah kegiatan beribadah. Ada juga yang merayakan makan bersama keluarga di siang hari pada hari Natalnya lho.

Berikut beberapa penampakan makanannya, jangan pada ngiler yah

Christmas Pudding:


Choux:


Steak:


Seafood Platter:


Log Cake:


Tartlets:


Appetizer:


Coconut Cake:


Bagimana dengan kamu sendiri? Bagaimana kamu menikmati hidangan Natal bersama keluargamu? Apapun bentuknya, selamat menikmati malam Natal bersama keluarga tercinta dengan makanan favorit kalian.