VIVAnews - Lembaga konsultasi dan riset properti, Colliers International menyatakan bahwa kawasan Sudirman tetap menjadi kota elite di Jakarta meski sering terjadi kemacetan.
Sebab, wilayah Sudirman dipengaruhi adanya aglomerasi atau pemusatan kantor sejumlah perusahaan.
"Ya, memang kemacetan akan sangat berpengaruh terhadap orang yang bekerja di Sudirman. Sebab, banyak orang mengeluh capek, tapi mau nggak mau orang harus tetap bekerja," kata Associate Director Investment Services Colliers International, Aldi Garibaldi kepada VIVAnews.com di Jakarta.
Aldi juga mengaku bahwa bila ditinjau secara infrastruktur jalan, kawasan Sudirman kurang dan sering menimbulkan kemacetan. Namun, ada sesuatu yang tak boleh dilupakan, yaitu aglomerasi.
"Aglomerasi itu suatu komunitas bisnis yang berkumpul dan saling berinteraksi. Jadi, ada yang berkantor di WTC nggak jauh dari Kuningan. Perusahaan hukumnya memang berdekatan," kata Aldi.
Selain itu, Aldi menambahkan, Sudirman merupakan kawasan sentra bisnis yang berada di tengah kota dan berdekatan Bursa Efek Indonesia. "Di satu sisi, banyak perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, perbankan, dan asuransi lebih memilih di tengah kota," ujarnya.
Banyak investor, lanjutnya, dari luar negeri yang berlomba-lomba berinvestasi di kawasan sentra bisnis seperti Sudirman karena letaknya di tengah kota. "Jadi, orang lebih memilih macet satu jam dibanding disuruh ke Jakarta Utara atau di Kelapa Gading," kata Aldi.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Nanda Widya, mengaku bahwa TB Simatupang, Bekasi, dan Serpong akan berkembang menjadi kawasan elite baru di Jakarta.
Dia beralasan, kawasan-kawasan elite yang ada sebelumnya seperti kawasan di Jalan Jenderal Sudirman dan kawasan Kuningan sudah terlalu jenuh bagi pembangunan properti.
"Macetnya sudah nggak karuan. Kalau mau membangun, mesti melebar ke samping. Jadi, TB Simatupang itu salah satu daerah elite yang akan berkembang. Termasuk, Bekasi juga," kata dia kepada VIVAnews
0 komentar:
Post a Comment