VIVAnews - PT Astra International Tbk memastikan fokus bisnis perusahaan di masa mendatang tak akan bergantung terlalu besar pada otomotif. Perusahaan menyatakan akan mengembangkan bisnis di sektor infrastruktur, pertambangan, dan agrobisnis.
Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto, menegaskan porsi bisnis Astra untuk industri otomotif dan nonotomotif ke depan akan diseimbangkan. "Otomotif 50 persen dan nonotomotif 50 persen," kata dia di sela perayaan "55 Tahun Astra Berbagi Bersama Bangsa," di William Soeryadjaya Hall, kantor pusat Astra International, Sunter, Jakarta, Senin 20 Februari 2012.
Prijono mengungkapkan, selama 10 tahun lalu, kontribusi pendapatan Astra masih didominasi dari sektor otomotif hingga 80 persen. Sumber pendapatan lain berasal dari bisnis di luar otomotif. "Tapi, untuk tahun ini, fokus utama kami di otomotif dulu," ujarnya.
Untuk mengembangkan bisnis perusahaan, Astra mengaku telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp14 triliun hingga Rp15 triliun. Porsi capex di antaranya akan dialokasikan kepada PT United Tractors Tbk dan PT Pamapersada Nusantara sebesar Rp5 triliun, serta PT Astra Agro Lestari Tbk Rp1-1,8 triliun.
"Kalau fokus perkebunan, kami akan menambah lahan. Kami juga sedang melirik industri hilir," ujar Prijono.
Dia menambahkan, sumber pendanaan untuk capex tersebut diharapkan berasal dari kas internal. Namun, jika memang dibutuhkan, Astra tidak menutup kemungkinan menggunakan sumber pendanaan dari pinjaman perbankan.
Bisnis Pembiayaan
Sementara itu, Direktur Astra International, Gunawan Geniusahardja, mengungkapkan, anak usaha perusahaan yang bergerak di sektor pembiayaan ditargetkan tumbuh sebesar 10 persen tahun ini.
Tahun lalu, perolehan pembiayaan pada 2011 mencapai Rp52-54 triliun. Dengan target tersebut, Astra berharap menyalurkan pembiayaan hingga Rp58-60 triliun.
Dari total pembiayaan yang disalurkan anak usaha Astra, sekitar 50 persen berasal dari pembiayaan roda empat, 40 persen roda dua, dan sisanya sekitar 10 persen dari pembiayaan alat berat.
Untuk pendanaan kegiatan pembiayaan ini, Gunawan akan menggunakan sekitar 30 persen dari kas internal. Sisanya diupayakan berasal dari dana eksternal seperti obligasi sebesar 10 persen, perbankan 30 persen, dan sisanya dari sumber lain. (art)
0 komentar:
Post a Comment