Loading
Jombang - Naskah soal Ujian Akhir Sekolah Berstandart Nasional (UASBN) di SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa) Jombatan Jombang terlambat datang beberapa menit. Praktis, hingga pukul 08.00 WIB sejumah peserta ujian terpaksa duduk-duduk di luar kelas sembari menunggu soal tersebut.
Begitu naskah datang, dua siswa peserta ujian di sekolah ini langsung dipersilakan masuk kelas. Namun sayangnya, saat ujian sudah dimulai, siswa tuna netra masih disibukkan membaca tata tertib ujian dengan huruf braille yang terlalu panjang. Maklum saja, pengawas tidak mau membantu membacakan tata tertib tersebut.
Sehingga, soal ujian itu tidak bisa langsung dikerjakan. "Tadi masuknya sudah terlambat. Saat ujian dimulai, kami harus membaca tata tertib yang sangat panjang. Jadi kita juga terlambat dalam pengerjaannya," kata Rizqi Ardiansyah, salah satu siswa tuna netra, Senin (7/5/2012).
Kondisi itu dibenarkan Lestari, Kepala SDLB Jombatan. Menurutnya, untuk siswa tuna netra petugas hanya membantu mengisikan lembar jawaban. Karena mereka tak bisa mengerjakan sendiri. Akan tetapi, Lestari membantah pelaksanaan ujian di sekolahnya terlambat. "Naskah soal tiba tepat pukul 8 dan langsung kita mulai," kata beralasan.
Dia menjelaskan, jumlah siswa di SDLB Jombatan sebenarnya ada 6 orang, namun hanya dua siswa yang mengikuti ujian. Karena 4 siswa lainnya penderita tuna grahita atau penderita cacat mental dan hanya mengikuti ujian sekolah.
0 komentar:
Post a Comment