VIVAnews - Kepala Badan Pusat Statistik yang baru dilantik, Suryamin, mengatakan sudah punya sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang menunggu, di antaranya peningkatan data yang diolah dan dihasilkan oleh BPS.
"BPS sedang melakukan reformasi," kata Suryamin, dalam konferensi pers usai pelantikannya di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa 21 Februari 2012.
Menurut dia, selama ini tugas utama BPS memotret apa yang ada dan mengolah menjadi data. Dari data yang ada tersebut, bisa digunakan sebagai pijakan untuk melakukan perbaikan. Tentunya, dalam memotret data tersebut digunakan ilmu yang sudah ada.
Suryamin mengatakan, BPS merupakan lembaga pemerintah yang bersifat independen. Namun, BPS menerima masukan dari masyarakat luar, yaitu dari Forum Masyarakat Statistik (FMS). FMS bisa memberikan masukan terkait dengan apa yang dilakukan BPS.
Dia menjelaskan, BPS memiliki tiga tugas penting, pertama adalah sensus penduduk yang terakhir kali dilakukan pada 2010. Kemudian sensus pertanian, dan ketiga pencatatan harga bahan pokok yang beredar di pasaran.
"Mengenai sensus pertanian, kami melakukannya 10 tahun sekali, dengan tahun yang berakhir angka tiga. Untuk 2013 sedang kami persiapkan," katanya.
Sensus-sensus tersebut harus dilakukan dalam rentang waktu yang cukup lama, lantaran jika dilakukan setiap tahun akan menghabiskan banyak biaya dan tenaga.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menambahkan, pada kepemimpinan yang baru ini banyak tugas yang harus dilakukan guna meneruskan kepemimpinan Rusman Heriawan.
Tugas itu, kata Armida, adalah reformasi untuk meningkatkan perstatistikan data, selain itu pula koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga (K/L) supaya terjalin sistem statistik yang berlanjan baik.
Tugas mengenai program reformasi pemutakhiran data yang harus diimplementasikan agar bisa mendapatkan data yang akurat. Kemudian peningkatan kerjasama dan koordinasi BPS dengan lembaga pemerintah lembaga-lembaga di tingkat internasional. "Terakhir, pimpinan BPS harus memberi perhatian terhadap komunikasi data agar tidak terjadi kesalahpahaman," katanya. (umi)
0 komentar:
Post a Comment