VIVAnews - Rencana pembatasan maupun kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah diperkirakan mempengaruhi penjualan kendaraan bermotor pada 2012. Bahkan, target penjualan 1 juta unit kendaraan diperkirakan tak tercapai.
"Kalau harga BBM naik, bisa hanya 900-950 ribu unit," kata Presiden Direktur Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan, ketika ditemui di sela perayaan "55 Tahun Astra Berbagi Bersama Bangsa," di William Soeryadjaya Hall, kantor pusat Astra International, Sunter, Jakarta, Senin 20 Februari 2012.
Kendati pesimistis target satu juta penjualan kendaraan bermotor akan tertembus tahun ini, Johnny masih meyakini, prospek pasar kendaraan bermotor di Indonesia masih akan tetap bagus. Bahkan, target tersebut diperkirakan segera tercapai.
"Ada pengaruh, tapi tidak besar. Misalnya ada kenaikan BBM Rp1.500 per liter. Waktu itu pada 2008, kan kenaikan BBM mencapai 100 persen, dampaknya juga 3-4 bulan. Dampak penjualan year on year sampai 25 persen," ujar dia.
Menghadapi kondisi tersebut, Astra menyatakan pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi terhadap penurunan perlambatan penjualan. Salah satunya adalah dengan gencar berpromosi kepada masyarakat.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, mengaku belum menghitung dampak kenaikan harga maupun pembatasan BBM terhadap penjualan kendaraan Astra.
"Tentu ada pengaruh, tapi berapa persen belum tahu. Pemerintah saja belum tahu, pasar akan ada pengaruh," ujarnya.
Prijono berharap, pemerintah tidak terlalu tinggi menaikkan harga BBM. Namun, diakuinya, pihaknya akan lebih realistis memandang persentase kenaikan BBM itu.
"Yang paling penting adalah ekonomi baik. Kalau semua lancar, mungkin tidak terlalu banyak turunnya," tegasnya. (art)
0 komentar:
Post a Comment